Jakarta – Vidio kembali menghadirkan sebuah tayangan drama yang sarat makna melalui original series terbaru berjudul “Cinta Dalam Sujudku”. Series ini akan tayang perdana pada Kamis, 17 Juli 2025, dan hadir dalam 8 episode yang dirilis setiap hari Kamis secara eksklusif di Vidio.
Diadaptasi dari novel popular karya Diana Febi, serial ini merupakan kisah cinta, pengorbanan, dan spiritualitas yang dikembangkan dengan pendekatan emosional dan kontemporer.
Dibintangi oleh Rangga Azof, Yasmin Napper, Asha Assuncao, Yoshi Sudarso, serta disutradarai oleh dua talenta berpengalaman, John De Rantau dan Angling Sagaran, Cinta Dalam Sujudku hadir sebagai tontonan yang menyentuh hati sekaligus relevan bagi penonton masa kini.
“Cinta Dalam Sujudku” adalah kisah tentang cinta yang tak pernah sempat diungkapkan, lalu tumbuh menjadi luka yang dalam dan tak berkesudahan. Serial ini mengikuti perjalanan Zaki (Rangga Azof) dan Zahra (Yasmin Napper), dua sahabat masa kecil yang saling memendam rasa, namun tak pernah punya kesempatan untuk mengungkapkannya.
Takdir berkata lain ketika Zahra menerima lamaran Harris (Yoshi Sudarso), bukan karena cinta, tetapi demi mengorbankan perasaannya sendiri demi kebahagiaan sang kakak. Luka Zaki pun semakin dalam saat ia mencoba merelakan dengan menikahi teman Zahra, Risa (Asha Assuncao), meskipun hatinya masih tertambat pada masa lalu. Ketika hidup Zahra runtuh dan ditinggalkan Harris, justru Risa, yang menjadi istri Zaki, memberi ruang bagi Zahra untuk kembali hadir. Di tengah konflik batin, pengorbanan, dan spiritualitas, kisah ini membawa penonton menyelami perjalanan cinta yang penuh liku, antara masa lalu yang belum usai dan masa depan yang masih abu-abu.
Sebagai Supervising Producer sekaligus Story Editor, Keke Mayang mengungkapkan ketertarikannya terhadap “Cinta Dalam Sujudku” sejak pertama kali membaca novel karya Diana Febi. Menurutnya, kekuatan utama cerita ini terletak pada konflik emosional yang kuat. antara cinta masa lalu dan harapan di masa depan, yang dikemas dalam bingkai spiritualitas dan pengorbanan.
“Dari awal baca novel ini, saya langsung jatuh cinta. Konfliknya menarik sekali, ada dilema yang dekat dengan banyak orang, dan itu yang bikin saya yakin untuk mengangkatnya jadi series,” ujar Keke pada wartawan, Selasa (15/7/2025).
Ia menegaskan bahwa versi serial tetap setia pada inti cerita novel, namun diberi pengembangan agar terasa lebih greget dan mampu membangun rasa penasaran penonton.
Dalam proses penggarapan, tim kreatif bekerja sangat kolaboratif. Keke menyebutkan penulis naskah, Pratiwi dan Jemima, berperan penting dalam menjaga semangat dan arah cerita sesuai visi awal.
Sementara itu, proses pemilihan pemeran utama berlangsung tanpa keraguan. Yasmin Napper dan Rangga Azof langsung dipilih untuk memerankan Zahra dan Zaki.
“Sejak awal, kami merasa mereka memang jodoh untuk peran ini, chemistry-nya kuat dan jadwal mereka pun pas. Jadi tak ada alasan untuk mencari opsi lain,” ungkap Keke.
Keke menambahkan, kekuatan serial ini terletak pada kisah cinta segi empat antara Zaki, Zahra, Asa, dan Haris yang dibalut nuansa misteri, serta narasi yang dibuat lebih realistis agar tetap relevan dengan generasi muda masa kini.
Proyek ini menjadi kolaborasi pertama antara John De Rantau dan Angling Sagaran, dua sineas yang dikenal bertangan dingin dalam menyutradarai series.
John De Rantau, sutradara senior dengan rekam jejak panjang di film dan televisi, mengungkapkan tantangan sekaligus kepuasannya dalam menyutradarai series ini.
“Bagi saya, Cinta Dalam Sujudku bukan hanya cerita cinta, tapi tentang manusia yang diuji untuk memilih antara logika, perasaan, dan keimanannya. Kami ingin membingkai semua itu dalam pendekatan yang hangat, intim, dan tidak berjarak dengan penonton,” jelas John.
Ia menambahkan, salah satu pendekatan khas yang digunakan adalah memfokuskan pada dialog-dialog reflektif dan pembentukan karakter yang otentik.
“Proses reading menjadi bagian paling menarik. Kami gali karakter sedalam mungkin, dan saya mendorong para aktor untuk benar-benar meresapi perjalanan spiritual peran mereka. Bahkan banyak improvisasi yang kami biarkan berkembang demi menjaga kejujuran emosinya,” katanya.
Menyelaraskan emosi, konflik romantis dan nilai spiritual dalam karya
Sebagai sutradara, Angling Sagaran menghadapi tantangan tersendiri dalam menghidupkan Cinta Dalam Sujudku, terutama dalam menyelaraskan emosi, konflik romantis, dan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam cerita. Sebagai drama dengan balutan religi, salah satu tantangan utama baginya adalah mencari referensi ayat atau surat dalam Al-Qur’an yang relevan dan memperkuat momen-momen penting dalam narasi.
Adapun untuk pendekatan visual, Angling memilih gaya sinematografi yang syahdu dan dominan high contrast demi membangun atmosfer yang emosional dan dramatis.
“Kami ingin menyampaikan nuansa religius dan emosional tanpa harus menggurui. Salah satunya melalui dialog antar pemain yang terasa alami dan menyentuh,” jelas Angling Sagaran.
Dalam hal penyutradaraan, bekerja berdampingan dengan John De Rantau, yang menurutnya sangat suportif dan membuka ruang kreativitas.
“Kerja bareng Bang John itu seru banget. Saya banyak belajar, tapi juga tetap diberi ruang untuk berekspresi,” tambah Angling.
Rangga Azof, yang memerankan tokoh Zaki, mengungkapkan bahwa peran ini membawanya lebih dekat pada sisi spiritual dirinya.
“Aku harus belajar mengumandangkan adzan, menghafal surat-surat tertentu, dan menyampaikannya dengan benar secara emosional. Ini bukan sekadar akting, tapi refleksi. Rasanya seperti sedang belajar menjadi versi terbaik dari diri sendiri,” kata Azof.
Lebih lanjut Ia juga menerangkan, Zaki adalah karakter yang jujur dan sangat manusiawi. “Cinta masa kecil bisa tergantikan oleh cinta yang memberi kedamaian. Dan kadang yang kita kira ‘crush sejati’, belum tentu menjadi takdir kita. Itulah hidup,” papar Azof.
Sementara itu, Yasmin Napper, pemeran Zahra, menyebut pengalaman ini sebagai salah satu yang paling emosional sepanjang kariernya.
“Zahra adalah perempuan yang terlalu sering mengorbankan diri untuk kebahagiaan orang lain. Tantangan terbesarnya adalah saat dia merasa tak layak dicintai. Itu berat banget buatku secara emosional, karena harus masuk ke ruang sakit yang sangat dalam,” urainya.
Menariknya selama proses syuting itu dilakukan selama bulan Ramadhan. Para pemain tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menjadi lebih dekat dengan Tuhan karena peran mereka untuk pendalaman karakter, misalnya lebih mendengarkan ayat ayat suci Al Quran untuk pendalaman karakter.
Serial yang Membawa Renungan
Dengan kekuatan visual, narasi yang menyentuh, dan akting yang mumpuni, Cinta Dalam Sujudku tidak hanya menyuguhkan drama romantis, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang ikhlas, pengampunan, dan keyakinan terhadap takdir Tuhan. Cerita ini mengajak kita merenung, bahwa cinta sejati tidak selalu harus dimiliki. Kadang cinta justru paling tulus saat kita mampu merelakan.
Cinta Dalam Sujudku mempertemukan drama, spiritualitas, dan nilai keluarga dalam satu bingkai cerita yang kaya. Serial ini menjadi salah satu karya Vidio yang menegaskan komitmennya dalam menghadirkan konten lokal berkualitas yang menyentuh hati penonton Indonesia.