PPLIPI DKI Jakarta Serukan Perempuan Bangkit dari KDRT: Kreatif, Mandiri, dan Bermartabat

Jakarta— Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang marak terjadi, bahkan di kalangan publik figur dan pejabat, mendorong Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) DKI Jakarta untuk angkat suara. Melalui Ketua Umum DPP PPLIPI DKI Jakarta, Devita Rusdy, dan Ketua DPC PPLIPI Jakarta Pusat, Angelique Verina, organisasi ini menyerukan agar perempuan tidak hanya berani bersuara, tapi juga membekali diri dengan kreativitas dan kemandirian ekonomi.

“Sekarang ini apa-apa cepat viral, ya. Banyak perempuan yang mengalami KDRT bahkan dari kalangan elit. Karena itu, kita harus bangkit. Perempuan harus kreatif, bisa membantu ekonomi keluarga, dan punya keberanian untuk keluar dari lingkungan toksik,” tegas Devita Rusdy dalam pernyataannya usai pelantikan pengurus PPLIPI Jakarta Pusat di Restoran Rumah Putih, di bilangan Cempaka Putih, Jakarta, Minggu (3/8/2025)

Devita menekankan pentingnya pelatihan keterampilan bagi perempuan agar tidak tergantung secara ekonomi pada pasangan.

“Kita akan adakan pelatihan seperti merangkai bunga, membuat kerajinan, hingga membuka akses UMKM. Mereka bisa jualan online. Ini bagian dari cara kami membantu perempuan punya nilai ekonomi dan mental untuk keluar dari siklus KDRT,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Devita menyampaikan pentingnya empati dan tindakan nyata, bukan sekadar komentar.

“Saya pribadi sangat menolak kekerasan. Banyak perempuan di sekitar saya yang menjadi korban, tapi mereka bertahan karena tidak tahu harus ke mana. Kita harus dorong mereka untuk berani bertindak. Jangan sampai karena cinta atau anak-anak, perempuan mengorbankan hidup dan martabatnya,” ujarnya.

Sementara itu, Angelique Verina, Ketua DPC PPLIPI Jakarta Pusat yang juga pemilik Restoran Rumah Putih, di Cempaka Putih, Jakarta juga menambahkan bahwa perempuan juga harus menjaga perilaku dan harga diri di ruang publik.

“Martabat itu bukan cuma hak, tapi tanggung jawab. Kita harus menghargai diri sendiri agar orang lain juga menghargai kita. Jangan sampai kita jadi contoh yang buruk bagi generasi selanjutnya,” tegasnya.

Angelique juga mengungkapkan rencana mendirikan rumah singgah perempuan serta memperluas kegiatan sosial PPLIPI di wilayah Jakarta Pusat.

“Kami ingin ada tempat aman bagi perempuan korban kekerasan, sekaligus wadah untuk penguatan keterampilan dan mental mereka,” katanya.

Ke depan, PPLIPI DKI Jakarta akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk tokoh hukum seperti Hotman Paris dan Sunan Kalijaga, untuk membantu pendampingan hukum dan advokasi kasus KDRT.

“Kami akan siapkan saluran pengaduan khusus dan siap menjadi garda terdepan bagi perempuan di Jakarta,” pungkas Devita.

PPLIPI menegaskan, menjadi perempuan bukan berarti lemah. Dengan solidaritas, pendidikan, dan pemberdayaan, perempuan bisa berdiri tegak, bebas dari kekerasan, dan tetap menjunjung martabat serta harga dirinya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *