LookJakarta — Setelah mencetak sejarah lewat Jumbo, film Indonesia terlaris sepanjang masa, para kreatornya kembali bersatu menghadirkan karya terbaru berjudul Na Willa. Diproduksi oleh Visinema Studios, film live-action ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada momen Lebaran 2026.
Berbeda dari film keluarga pada umumnya, Na Willa sejak awal dirancang sebagai pengalaman sinematik keluarga yang lebih intim dan personal. Film ini mengajak penonton memandang dunia dari sudut pandang seorang anak, sekaligus merayakan keajaiban-keajaiban kecil yang kerap terlewat dalam keseharian.
Diadaptasi dari buku cerita legendaris karya Reda Gaudiamo, Na Willa membawa penonton menyelami kehidupan seorang anak perempuan berusia enam tahun yang tumbuh di Indonesia era 1960-an. Latar rumah, gang, keluarga, hingga benda-benda sederhana dihadirkan sebagai dunia yang hidup, penuh rasa ingin tahu, serta kehangatan. Alih-alih mengandalkan konflik besar atau dramatika konvensional, film ini justru menyoroti emosi-emosi kecil, perubahan sunyi, dan momen sehari-hari yang sederhana namun membekas.
Chief Content Officer Visinema Studios sekaligus produser Jumbo dan Na Willa, Anggia Kharisma, menilai Lebaran sebagai momen penting bagi film keluarga.
“Respons penonton terhadap Jumbo di Lebaran tahun lalu menunjukkan bahwa keluarga Indonesia merindukan film yang hangat, yang bisa ditonton bersama lalu dibicarakan dan dibawa pulang setelah keluar dari bioskop,” ujar Anggia. “Lewat Na Willa, kami ingin kembali menghadirkan pengalaman yang bermakna bagi anak-anak, sekaligus anak-anak di dalam diri kita, di momen yang begitu penting bagi keluarga Indonesia.” sambungnya.
Sementara itu, sutradara dan penulis naskah Na Willa, Ryan Adriandhy, menjelaskan bahwa film ini berangkat dari cara seorang anak memandang dunia dengan jujur dan penuh kekaguman. “Na Willa adalah film tentang kepekaan yang sering kita lupakan saat dewasa. Keajaiban hadir lewat realisme yang terasa magis ketika dilihat dari sudut pandang anak,” tuturnya.
Kisah Na Willa berpusat pada seorang gadis kecil yang percaya bahwa gang tempat ia tinggal di Surabaya adalah dunia paling sempurna dan magis. Lagu-lagu dari radio, kios langganan, hingga kebersamaan dengan teman-teman menjadi bagian dari petualangan sehari-harinya. Namun, seiring waktu, dunia kecil itu mulai berubah, mendorong Na Willa untuk berani melangkah ke ruang-ruang baru dan belajar bahwa tumbuh berarti menghadapi perubahan tanpa kehilangan keajaiban.
Gambaran dunia tersebut mulai diperkenalkan melalui teaser trailer berdurasi 1 menit 31 detik yang telah dirilis. Cuplikan ini menampilkan potret Indonesia tahun 1960-an dengan visual yang sederhana, hangat, dan penuh detail, menghadirkan rumah, gang, suara, serta ritme keseharian sebagai bagian dari cara seorang anak memahami dunia.
Dibintangi oleh pendatang baru Luisa Adreena sebagai Na Willa, bersama Irma Rihi sebagai Mak dan Junior Liem sebagai Pak, film ini menampilkan potret keluarga Indonesia yang hangat dan dekat. Dengan restu penuh dari penulis aslinya, Reda Gaudiamo, Na Willa dikembangkan untuk menjaga semangat dan kehangatan cerita yang telah tumbuh bersama para pembacanya.
Lebih dari sekadar tontonan keluarga, Na Willa menjadi ajakan untuk mengingat kembali masa kecil, ketika dunia terasa luas, dekat, dan penuh rasa ingin tahu. Visinema Studios berharap film ini dapat menjadi teman keluarga Indonesia di Lebaran 2026 — film yang ditonton bersama, dirasakan bersama, dan dibicarakan perlahan setelah lampu bioskop kembali menyala.


