Jakarta – Paguyuban Campursari Dangdut Indonesia (PCSDI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Acara yang digelar dengan penuh semangat kebersamaan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum untuk menegaskan kembali komitmen PCSDI dalam melestarikan seni dan budaya Indonesia, khususnya di bidang campursari dan dangdut.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PCSDI Sunardi menyampaikan bahwa PCSDI dibentuk sebagai wadah pelestarian budaya sekaligus sebagai sarana mempererat tali persaudaraan antar seniman di tanah rantau.
“PCSDI bertujuan utama untuk melestarikan budaya, baik campursari, dangdut, wayang kulit, ketoprak, hingga tari-tarian daerah dari berbagai penjuru Nusantara. Selain itu, kami juga mengedepankan nilai kekeluargaan melalui pertemuan rutin bulanan, seperti arisan dan silaturahmi rumah ke rumah,” ungkap Sunardi disela-sela Perayaan HUT PCSDI ke-6 di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (13/9/2025).

Sunardi juga menekankan pentingnya regenerasi dalam pelestarian budaya. Ia mencontohkan bagaimana ia telah mulai melibatkan anaknya sendiri dalam kegiatan budaya, dari menyanyi hingga memandu prosesi adat Jawa.
“Kita harus mulai dari sekarang. Anak-anak kita perlu dikenalkan dan dibimbing agar mereka paham dan mencintai budaya kita. Budaya bukan sekadar pertunjukan, tapi mengandung nilai-nilai luhur seperti sopan santun dan penghormatan kepada yang Maha Kuasa, seperti filosofi dalam tumpeng,” tambahnya.
Sementara itu, Dewan Penasehat PCSDI Ki Joko Kendil turut memberikan apresiasi atas peran aktif PCSDI dalam menjaga keberagaman seni budaya.
“PCSDI ini luar biasa. Di sini ada campursari, wayang, ketoprak, tari, reog, dan berbagai ekspresi seni dari seluruh Nusantara. Kita ingin bangkitkan semangat generasi muda agar mau ikut melestarikan budaya dengan jiwa dan raga,” kata Ki Joko.
Ia juga menekankan pentingnya nilai-nilai spiritual, kebersamaan, dan solidaritas dalam komunitas budaya.
“Mari kita saling asah, asih, dan asuh. Ini bukan sekadar slogan, tapi nilai kehidupan. Dengan itu, kita bisa saling membantu—baik dalam kegiatan seni, sosial, bahkan saat ada yang sedang sakit sekalipun,” terang Ki Joko.
“Ke depan, PCSDI berencana mengembangkan berbagai program edukatif dan sosial, termasuk pembinaan generasi muda, penguatan nilai-nilai budaya, hingga kegiatan bakti sosial seperti pengobatan dan santunan,” pungkas Sunardi.
Acara HUT ke-6 PCSDI ditutup dengan pertunjukan seni budaya dari berbagai daerah yang melibatkan lintas paguyuban diantaranya NBD, Roro Jonggrang, Radio safari, KPSI, KAMI, Radio sanham, GAPERA, Radio Enyong dan lainnya. Dalam kesempatan itu turut hadir anggota jajaran pengurus PCSDI diantaranya Des.H.Suwondo (Sesepuh PCSDI), Narno Bagong (Pembina PCSDI), Bpk. Julianto (Penasehat PCSDI) dan masih banyak lagi.
Semangat pelestarian budaya dan persatuan tampak nyata di tengah meriahnya peringatan, menjadikan PCSDI sebagai salah satu tonggak penting dalam menjaga warisan budaya Indonesia di era modern.