Teddy Loning Siap Hadirkan “Risalah Dari Timur”, Film Inspiratif Kisah Perjalanan Gubernur Sulteng Anwar Hafid

Jakarta — Sutradara Teddy Loning mengungkapkan tengah mempersiapkan sebuah karya layar lebar inspiratif berjudul “Risalah Dari Timur”  produksi Lentera Puctures, sebuah film yang mengangkat kisah nyata perjalanan hidup Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid. Film ini dirancang sebagai tontonan edukatif yang menonjolkan perjuangan, kejujuran, dan keteguhan tekad seorang pemimpin yang tumbuh dari keluarga sederhana hingga dipercaya rakyat menjadi gubernur.

Teddy mengungkapkan bahwa ide besar film ini pertama kali muncul setelah dirinya mendengar kisah-kisah masyarakat setempat tentang sosok Anwar Hafid.

“Cerita beliau sangat romantis di mata masyarakat. Banyak tokoh dan warga di sana meminta saya membuat sebuah karya sinema tentang perjalanan hidup beliau,” ujar Teddy di Kawasan Kranggan, Cibubur, Jakarta pada Senin (8/12/2025).

Teddy Loning – Sutradara dan Anwar Hafid – Gubernur Sulteng. (Foto : istimewa)

Dari Anak Seorang Guru, Makan Sagu Setiap Hari, hingga Menembus Perguruan Tinggi

Menurut Teddy Loning, daya tarik utama dari tokoh ini terletak pada latar belakangnya yang sangat sederhana. Anwar Hafid lahir dari keluarga tidak mampu, hidup pas-pasan, dan orang tuanya hanyalah seorang guru dengan penghasilan sangat terbatas. Dalam sebuah podcast yang ditonton Teddy, diceritakan bahwa makan sehari-hari keluarga Anwar seringkali hanya berupa sagu — sebuah gambaran nyata kehidupan penuh keterbatasan di masa kecil.

Namun, kondisi itu tidak mematahkan tekad Anwar. Dengan kegigihan luar biasa, ia menempuh pendidikan tinggi tanpa banyak membebani orang tuanya. “Beliau benar-benar mengupayakan pendidikan dengan kerja keras, demi cita-cita membantu masyarakat kecil,” kata lelaki yang menyutradarai film Patih Sampun, Pesan Terakhir Bunda, Tumbal Jenglot (Belum Tayang) dan Misteri Gunung Rinjani.

Film “Risalah Dari Timur” akan mengisahkan perjalanan karier politik Anwar Hafid yang dimulai dari jabatan paling bawah hingga puncak pemerintahan daerah.

“Beliau ini dimulai dari Lurah, kemudian naik menjadi Camat, lalu Sekretaris Bupati, dan akhirnya terpilih menjadi Bupati selama dua periode,” jelas Teddy.

Tidak berhenti di situ, Anwar melangkah ke tingkat nasional sebagai Anggota DPR RI, sebelum akhirnya memenangkan pemilihan gubernur dan memimpin Sulawesi Tengah.

Teddy menegaskan bahwa kisah ini berbeda dengan banyak perjalanan politik lainnya. “Kebanyakan orang berpolitik dengan modal uang besar. Tapi yang satu ini hanya bermodalkan kejujuran dan kepercayaan masyarakat,” ungkapnya.

Pemimpin yang Peka pada Kaum Lemah

Salah satu aspek yang akan digali dalam film adalah kepedulian Anwar Hafid terhadap masyarakat kecil. Setelah memahami langsung kehidupan miskin sejak kecil, ia kemudian menjadi pemimpin yang fokus pada pemberdayaan masyarakat lemah.

“Beliau menyekolahkan masyarakat tidak mampu, memberikan beasiswa untuk anak-anak kreatif dan berprestasi. Kepemimpinan seperti ini sangat langka,” tutur Teddy.

Film ini diharapkan menjadi pesan penting bagi generasi muda bahwa mimpi besar tidak ditentukan oleh kekayaan atau latar belakang keluarga, melainkan oleh kegigihan dan tekad kuat.

Teddy menegaskan bahwa film ini tidak akan menggunakan anggaran APBD maupun APBN, mengikuti pesan dari mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jero Wacik yang pernah menasihatinya.

“Oleh karena itu, kami sedang mencari sponsor dari perusahaan-perusahaan di wilayah Sulawesi Tengah agar film ini dapat terealisasi,” jelasnya.

Selain mengangkat perjalanan hidup sang gubernur, film ini juga akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah untuk mengekspos destinasi-destinasi wisata — baik yang sudah populer maupun yang belum terjamah publik. Dengan demikian, “Risalah Dari Timur” diharapkan menjadi media promosi pariwisata daerah.

Untuk jajaran pemeran, Teddy mengungkapkan beberapa nama sudah diusulkan. Salah satunya adalah Rizal Djibran, Gading Marten dan masih banyak lagi. Selain itu, beberapa penyanyi nasional juga dipertimbangkan untuk terlibat dalam pengisian soundtrack maupun peran tertentu.

Film ini juga akan membuka peluang bagi bakat-bakat lokal di Sulawesi Tengah. “Kami ingin menemukan talenta baru agar film ini menjadi ruang regenerasi para sineas dan seniman daerah,” tambahnya.

Saat ini, tim tengah melakukan proses presentasi kepada sejumlah kepala dinas, pemerintah daerah, serta calon sponsor. Teddy menargetkan produksi mulai berjalan awal tahun depan.

“Semoga Januari sudah dimulai. Harapan saya semua pihak bisa mendukung agar film ini berjalan lancar dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah,” pungkas Teddy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *