Lita Gading Sindir Keras Iyeth Bustami: “Paket C Membidangi Komisi Kesehatan, Ini Ironi!”

Jakarta – Psikolog sekaligus publik figur, Lita Gading, melontarkan kritik tajam melalui akun Instagram pribadinya @lita.gading terhadap salah satu anggota DPR RI Komisi X, penyanyi dangdut Iyeth Bustami. Dalam video unggahan berdurasi 4 menit 24 detik dan terpampang foto Iyeth Bustami ini diwarnai dengan nada kecewa dan satire, Lita mempertanyakan kelayakan latar belakang pendidikan Iyeth yang disebut-sebut hanya lulusan program kesetaraan Paket C.

“Ini bukan masalah personal, tapi soal kelayakan. Komisi X membawahi sektor-sektor vital seperti pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Bagaimana mungkin seseorang dengan latar belakang pendidikan non-formal bisa memahami dan menyusun kebijakan strategis untuk sektor-sektor tersebut?” tegas Lita.

Ia menyebut dirinya terkejut saat mendapatkan informasi bahwa Iyeth Bustami, yang kini menjadi wakil rakyat dari Fraksi PKB dapil Riau, hanya memiliki ijazah setara SMA. Lebih lanjut, Lita membandingkan dengan perjuangan profesi seperti psikolog yang harus menempuh pendidikan hingga jenjang S2 bahkan S3.

“Saya dan banyak rekan psikolog harus belajar bertahun-tahun, diuji secara akademis dan profesional, demi bisa melayani masyarakat. Tapi kami justru dibawahi oleh orang yang tidak punya latar pendidikan formal tinggi. Ini menyakitkan dan memalukan!” tambahnya.

Dalam unggahan tersebut, Lita juga menyentil rekam jejak Iyeth sebagai penyanyi dangdut, yang menurutnya tidak nyambung dengan tugas-tugas legislasi di komisi yang membidangi sektor-sektor kritis.

“Kenapa nggak jadi komentator nyanyi aja? Daripada nyemplung ke dunia kebijakan kesehatan dan pendidikan tanpa dasar yang kuat. Ini bukan sekadar soal popularitas, ini soal kompetensi!” serunya.

Lita menyatakan akan mengajukan usulan agar persyaratan menjadi anggota DPR diperketat, terutama dalam hal latar pendidikan.

“Sudah saatnya ada reformasi dalam standar calon legislatif. Jangan sampai kita terus dirugikan oleh keputusan orang-orang yang tidak kompeten,” tutupnya.

Unggahan ini langsung menyita perhatian publik dan memicu perdebatan di kolom komentar. Banyak warganet mendukung pernyataan Lita, sementara sebagian lain menganggap sindiran itu terlalu personal dan merendahkan.

Kontroversi ini memunculkan kembali pertanyaan besar tentang kualitas wakil rakyat dan urgensi reformasi sistem seleksi calon anggota legislatif. Apakah popularitas masih jadi satu-satunya tiket menuju kursi parlemen?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *