Jakarta — Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) kembali menggelar Anugerah LSF untuk kelima kalinya pada tahun ini. Mengusung tema “Suar Ragam Layar untuk Indonesia”, ajang penghargaan ini menegaskan komitmen LSF sebagai panduan bagi ekosistem perfilman nasional yang beragam, mendorong edukasi sensor mandiri, klasifikasi usia, serta kesadaran akan tontonan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ketua LSF, Naswardi, menyebut bahwa 2024 merupakan tahun terbaik dalam sejarah perfilman nasional, di mana untuk pertama kalinya jumlah produksi film lokal melampaui film impor. “LSF perlu memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini melalui Anugerah LSF 2025,” ujarnya pada wratawan, Rabu (13/8/2025).
Penghargaan ini melibatkan 18 kategori yang terinspirasi dari program prioritas LSF, Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM). Kategori tersebut mencakup Film Bioskop Semua Umur Sensor Mandiri Terbaik, Film Bioskop 13+, 17+, 21+ Sensor Mandiri Terbaik, Bioskop Peduli Sensor, Rumah Produksi Sensor Mandiri, Trailer Film Sensor Mandiri Terbaik, hingga Poster Film Sensor Mandiri Terbaik. Empat kategori juga ditujukan bagi televisi, seperti Televisi Sensor Mandiri Terbaik dan Televisi Peduli Pendidikan.
Penilaian dilakukan secara independen oleh 17 anggota LSF dan 20 tenaga sensor, berdasarkan kualitas artistik, nilai edukasi, kontribusi pada budaya bangsa, serta kepatuhan pada ketentuan Permendikbud No. 14 Tahun 2009. Dari total 58.415 film dan iklan film yang disensor sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024.
“Kini sudah terpilih 10 nomine di tiap kategori yang akan dikerucutkan menjadi tiga besar sebelum diumumkan pemenangnya,” pungkas Dewan Juri Anugerah LSF 2025, Hadi Artomo.
Tahun ini, Anugerah LSF juga menghadirkan trofi baru yang tidak lagi berbentuk gulungan pita seluloid, melainkan desain bernuansa semangat budaya Nusantara berbentuk api atau suar, dilengkapi ornamen ukiran dan batik.
Malam puncak Anugerah LSF 2025 akan berlangsung pada 7 September 2025 pukul 19.00 WIB, disiarkan langsung Indosiar, dan dihadiri sekitar 420 undangan dari pelaku seni, pejabat negara, lembaga penyiaran, dan ekosistem perfilman nasional.
