Mengenang Sang Ayah Tercinta, Virpia Puteri Tuangkan Lewat Karya Buku “Finding Your Voice : Everything I Couldn’t Say”

Jakarta – Berbagai cara dilakukan orang untuk selalu dapat mengenang seseorang yang sangat dicintai. Hal inilah yang dilakukan Virpia Puteri dengan karya bukunya berjudul “Finding Your Voice : Everything I Couldn’t Say”.

Di usia yang masih sangat muda, wanita yang disapa Via memilih cara yang hening dan dewasa untuk menyuarakan kehilangannya sang ayah tercinta, Hilbram Dunar.

Buku yang ditulisnya ini merupakan kumpulan kisah dan perasaan yang tak pernah sempat ia ucapkan semenjak kepergian Papa tercinta, Hilbram Dunar, figur publik yang dikenal sebagai penulis, pembicara, penyiar, sekaligus seorang ayah.

Verpia Puteri Dunar bersama parao sahabat sang ayah Hilbram Dunar saat peluncuran buku Finding Your Voice : Everything I Couldn’t Say”. (Foto : Fah)

“My coping mechanism? Writing my feeling sout in a book where no one is allowed to read it. Until now. This Is MY Diary. Melalui karya ini, tidak hanya mengenang sosok ayah yang dicintainya, namun juga membuka sebuah percakapan tentang rasa duka yang sering kali sunyi dan sulit dipahami, terutama oleh remaja,” papar Via pada wartawan di peluncuran bukunya di Kopi Kina Kemang, Kemang Timur, Jaksel, Minggu (21/6/2025).

Via juga menjelaskan bahwa menulis adalah cara yang ampuh dan sehat untuk memproses emosi, terutama dalam masa berduka. Dengan diisi juga berbagai cerita dari para sahabat sang Ayah, buku ini tidak menggurui, juga tidak memberikan “tips cepat” menghadapi duka. Namun sebagai Pelukan Dalam Kata, Ia hadir sebagai teman yang duduk diam di samping pembacanya, menatap langit bersama, dan berkata,

“Aku juga pernah merasakan hal itu. Bagi siapapun yang pernah mengalami sebuah kehilangan, buku ini adalah pengingat bahwa tidak apa-apa untuk merasa hancur, selama kita tetap memberi ruang pada diri untuk segera pulih,” terangnya.

Virpia Puteri Dunar bersama narasumber saat peluncuran buku ” Finding Your Voice : Everything I Couldn’t Say”.(Foto : Fah)

Via menyampaikan harapannya dengan jujur: “This book might be triggering for people who have experienced the loss of a special person. But it can also be helpful. To know that you’re not alone”.

“Melalui tulisan ini bukan hanya menemukan suaranya sendiri tapi juga mengajak kita semua untuk mulai menemukan suara kita masing – masing,” pungkasnya.

Sementara Bayu Oktara sebagai sahabat alm.Hilbram Dunar sekaligus penyelenggara acara menyampaikan kesannya atas kehadiran buku ini.

“Terima kasih, sudah mengajak saya terlibat di proyek ini. Buku ini membuktikan betapa pentingnya literasi menulis, terutama bagi remaja. Ini menjadi inspirasi bagi generasi yang sehari-hari lebih akrab dengan jempolnya. Buku ini juga menjadi model bagaimana kita bisa merayakan karya seperti yang dilakukan Via,” pungkas Bayu”.

Dengan hadirnya buku ini juga diharapkan dapat mengangkat pentingnya literasi, kesehatan mental, dan ruang aman bagi generasi muda untuk mengekspresikan emosi mereka dengan sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *